Enkripsi adalah proses teknis yang mengonversikan informasi menjadi kode rahasia, sehingga mengaburkan data yang Anda kirim, terima, atau simpan. Pada dasarnya, sebuah algoritme digunakan untuk mengacak data, sebelum pihak penerima memulihkan kembali data yang diacak tersebut menggunakan kunci dekripsi. Pesan yang telah dipulihkan di dalam file yang tidak terenkripsi ini disebut sebagai “plaintext”, sementara dalam bentuk terenkripsi pesan itu disebut sebagai “ciphertext”.
Pikirkan berapa banyak informasi penting yang disimpan pada file, folder, dan perangkat milik perusahaan Anda. Sekarang bayangkan apa yang akan terjadi bila informasi tersebut jatuh ke tangan orang yang salah. Mulai data pribadi tentang karyawan (misalnya alamat, nomor jaminan sosial, kode pajak, dll.) hingga detail tentang keuangan dan nomor rekening bank perusahaan, kemungkinan besar Anda memiliki banyak data yang harus dibatasi penggunaannya oleh orang-orang yang berwenang. Enkripsi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi data rahasia bisnis Anda dari ancaman keamanan cyber.
Dalam berbagai bentuknya, enkripsi telah ada sejak awal sejarah. Orang Yunani kuno telah menenkripsikan pesan memakai alat yang disebut “scytale”, sementara pada Perang Dunia II, Jerman menggunakan mesin Enigma mereka yang terkenal untuk melindungi transmisi militer dan diplomatik. Teknik enkripsi modern telah mengalami banyak jenis perubahan, namun kebanyakan dapat dibagi menjadi dua kategori: algoritme kunci simetris dan algoritme kunci asimetris. Kita akan menguraikan skema enkripsi ini secara lebih mendetail nanti.
Juga perlu dicatat bahwa enkripsi memainkan peran yang signifikan dalam memastikan keamanan penjelajahan internet Anda. Banyak situs web menggunakan Secure Sockets Layer (SSL) yang mengenkripsi data yang dikirim ke dan dari situs web, yang menghentikan peretas dari mencegat dan mengakses data. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Transport Layer Security (TLS) telah menggantikan SSL sebagai protokol enkripsi standar untuk mengautentikasi server asal situs web dan menjaga keamanan permintaan dan respons HTTP.
Secara teoritis, mungkin saja membongkar kode file terenkripsi tanpa kunci enkripsi, namun butuh upaya komputasi tinggi untuk membongkar skema enkripsi yang dirancang dengan baik. Ini adalah arti dari frase ungkapan “brute force attack”. Meski metode enkripsi modern, terutama bila disertai dengan kata sandi yang aman itu sangat tahan dengan serangan brute force (butuh miliaran tahun bagi peretas untuk mengartikan file terenkripsi), ini bisa menjadi sebuah masalah di masa mendatang seiring semakin canggihnya komputer.
0 Komentar