Teknologi Baru Indonesia, Agar Jaringan Internet Makin Lancar

Ilustrasi masyarakat menggunakan internet: Ricardo/JPNN.com

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengungkapkan pemerintah melakukan pengadaan satelit multifungsi untuk menyelesaikan target penyediaan akses layanan internet dan mengikis kesenjangan digital. Menurut Johnny, Kemenkominfo memilih teknologi terbaru dan sesuai dengan kebutuhan wilayah kepulauan di ekuator.

 “Saya meminta untuk menyiapkan satelit dengan teknologi software defined satellite, yakni satelit yang wilayah layanannya bisa diatur melalui software-nya di hulu, Nah, akan kami pelajari dan mudah-mudahan teknologi yang baru ini akan memberikan atau memungkinkan harga-harga satelit yang lebih kompetitif lagi,” jelasnya.

Di sisi lain, Menkominfo menjelaskan Hot Backup Satellite (HBS) merupakan cadangan untuk SATRIA-I menggunakan teknologi very high-throughput yang edang dibangun dan dijadwalkan selesai pada pertengahan 2023. Satelit HBS juga menyediakan kapasitas tambahan bagi infrastruktur jaringan internet.

 “Dari sisi bandwith, HTS (high throughput satellite, red) dengan teknologi yang baru ini memiliki kapasitas yang setara dengan Satelit SATRIA-I. Untuk jelasnya, 150 Gbps ini dipakai oleh BAKTI Kominfo sebesar 80 dan lebihnya akan dipakai negara-negara di sekitar ASEAN. Penggunaan sendiri oleh PSN untuk menggantikan kebutuhan Satelit Nusantara-2 yang gagal diletakkan diorbit pada April 2020 yang lalu,” jelasnya.

Direktur Utama BAKTI Kementerian Kemenkominfo, Anang Latif menjelaskan skema pembiayaan HBS dengan SATRIA-1 berbeda. Pembiayaan HBS langsung dari BAKTI Kemenkominfo, sementara SATRIA-1 berasal dari konsorsium atau investor.

Anang pun menjelaskan, proses pengadaan satelit ini sudah dilakukan 19 Oktober 2021 hingga 24 Februari 2022. Hasil lelang tender proyek satelit HBS dimenangkan oleh Kemitraan Nusantara Jaya.

HBS akan menggunakan teknologi pabrikan Boeing dan bakal meluncur dengan roket launcher Falcon9 milik SpaceX. Konstruksi satelit HBS akan dimulai pada kuartal 1 2022 dan dijadwalkan meluncur pada kuartal 1 2023.

“Operasional satelit backup ini diharapkan mulai pada kuartal 4 2023,” ungkap Anang.

Satelit ini akan ditempatkan di slot orbit 113 derajat Bujur Timur dan memiliki tujuh stasiun di Bumi yang letaknya di berbagai kota di Indonesia.

Adapun kota-kota tempat stasiun Bumi yang dimaksud akan ada di Banda Aceh, Bengkulu, Cikarang Jawa Barat, Gresik Jawa Timur, Banjarmasin Kalimantan Selatan, dan Kupang Nusa Tenggara Timur.

“Sehingga proses transformasi digital yang telah disiapkan bukan hanya oleh Kemenkominfo, termasuk dengan kementerian dan lembaga lainnya,” ucap Anang. Saat ini BAKTI Kemenkominfo telah membangun lebih dari 3.000 Tower BTS 4G dan akses internet di hampir lebih dari 17 ribu titik. Namun, 95 persen akses menggunakan satelit yang ada di atas wilayah Indonesia.

Editor : NgniAffh

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
WhatsApp Tanya & Beli Program?