AI merupakan singkatan dari Artificial Intelligence atau dalam bahasa indonesia berarti Kecerdasan Buatan. Di tahun 2023 ini kita bisa dengan mudah menemukan AI di kehidupan sehari-hari seperti asisten virtual milik google, siri milik apple, dan yang baru-baru ini sedang ramai dibincangkan yaitu ChatGPT, sebuah chatbot AI yang dikembangkan oleh perusahaan OpenAI. Chatbot ini bisa menjawab berbagai macam pertanyaan dengan tingkat keakuratan yang tinggi hanya dengan mengetikkan beberapa perintah atau kalimat seperti kita melakukan chat dengan orang biasa. Tak hanya itu, bahkan sekarang banyak robot-robot yang memiliki kecerdasan luar biasa dan bisa bercengkrama mirip dengan manusia seperti robot sophia dan lain-lain. Hal itu menyebabkan beberapa orang menjadi panik karena khawatir pekerjaan-pekerjaan mereka akan digantikan oleh AI, tapi apa benar hal tersebut bisa terjadi dan sebenarnya bagaimana AI dibuat?
Bagaimana AI Dibuat?
Penjabaran tentang proses pembuatan AI tentunya memerlukan waktu yang lama karena AI sendiri terdiri dari berbagai macam sistem yang kompleks, akan tetapi secara sederhana AI dibuat dengan bahasa pemrograman sesuai dengan kebutuhan dan tujuan untuk apa AI tersebut dibuat. Bahasa yang biasa digunakan untuk membuat AI adalah Python, tak cukup hanya menggunakan bahasa tersebut, berikut ada beberapa langkah atau metode yang digunakan dalam pembuatan AI :
- AI dibuat melalui pengembangan software yang dirancang untuk memungkinkan komputer suapaya melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia, seperti kepekaan dan pengenalan terhadap suara, gambar, bahasa alami, dan pengambilan keputusan berdasarkan data.
- Proses pembuatan AI dimulai dengan memilih model machine learning yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan. Setelah itu, pengembang mengumpulkan dan mempersiapkan data yang dibutuhkan untuk melatih model. Data ini kemudian digunakan untuk melatih model machine learning menggunakan algoritma yang tepat.
- Setelah model dilatih, pengembang menguji performa model pada dataset yang belum pernah dilihat sebelumnya untuk menentukan apakah model dapat digunakan dalam situasi dunia nyata, jika hasil dari model memiliki keakuratan yang rendah maka perlu ada perbaikan code atau sejenisnya, jika hasil dari model dirasa sudah siap, pengembang mengimplementasikan ke dalam software yang lebih besar atau sistem yang lebih kompleks.
- Penting untuk dicatat bahwa AI tidak dibuat dengan cara yang sama seperti membuat software biasa. Dalam AI, model dapat terus dilatih dan ditingkatkan seiring waktu dengan menambahkan data baru dan mengoptimalkan algoritma yang digunakan sehingga semakin sering AI dipakai dan dilatih maka AI akan memiliki keakuratan yang lebih tinggi. Kemudian proses pengembangan AI memerlukan kemampuan pemrograman yang kuat, pemahaman tentang machine learning dan deep learning, dan keahlian dalam pengolahan data.
Lantas, Seberapa bahanya AI
Untuk menjawab topik ini perlu diingat bahwa sejatinya AI dibuat untuk membantu meringankan tugas-tugas manusia bukan untuk menggantikan sepenuhnya tugas manusia. Jadi bahaya atau tidaknya sebuah AI adalah relatif tergantung bagaimana kita membuat dan memanfaatkannya, kita harus bijak dan jangan sampai ada kesenjangan sosial, pelanggaran privasi, dan beberapa kode etik lainnya, jika kita semena-mena terhadap AI maka bahaya yang dikhawatirkan bisa saja terjadi secara nyata. “Saya pikir bahaya AI jauh lebih besar daripada bahaya hulu ledak nuklir,” kata Musk.
0 Komentar