Cloud computing telah menjadi fondasi utama dalam banyak operasi bisnis modern. Dengan kemampuannya untuk menyimpan, mengelola, dan memproses data melalui internet, cloud computing menawarkan fleksibilitas dan efisiensi yang tidak tertandingi. Namun, dengan peningkatan penggunaan cloud, muncul juga kekhawatiran tentang keamanannya terutama terhadap serangan virus komputer. Pertanyaannya adalah, seberapa amankah cloud computing dari ancaman ini?
Keamanan Dasar dalam Cloud Computing
Enkripsi Data
Data yang disimpan di cloud biasanya dienkripsi baik saat disimpan (at-rest) maupun saat dikirim (in-transit). Enkripsi ini memastikan bahwa meskipun data tersebut diakses oleh pihak yang tidak berwenang, mereka tidak akan dapat membaca atau memanfaatkannya tanpa kunci enkripsi yang tepat.
Autentikasi dan Kontrol Akses
Penyedia layanan cloud menerapkan mekanisme autentikasi yang kuat, termasuk multi-factor authentication (MFA), untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses data atau aplikasi di cloud. Selain itu, kontrol akses granular memungkinkan administrator untuk menentukan hak akses berdasarkan peran pengguna.
Pemantauan dan Deteksi Ancaman
Layanan cloud biasanya dilengkapi dengan sistem pemantauan yang terus-menerus mengawasi aktivitas mencurigakan atau anomali. Jika ada indikasi serangan, sistem ini dapat memberikan peringatan dini dan secara otomatis mengambil tindakan pencegahan.
Ancaman Virus Komputer pada Cloud Computing
Baca Juga : Cara Mendeteksi Virus Komputer Sebelum Terlambat
Meskipun cloud computing dirancang dengan keamanan yang tinggi, tidak berarti bahwa platform ini sepenuhnya kebal terhadap serangan virus komputer. Beberapa ancaman yang dapat mempengaruhi cloud computing meliputi
Kehilangan Data
Kehilangan data merupakan ancaman yang sulit untuk diprediksi. Selain itu, alasan terjadinya kehilangan data pun bervariasi mulai dari kehilangan akses terhadap lokasi data, penghapusan data, hingga manipulasi data oleh pihak penyusup siber. Backup atau pencadangan data merupakan solusi terbaik untuk mencegah terjadinya kehilangan data. Anda perlu menjadwalkan serta menentukan jenis data maupun informasi apa saja yang diizinkan untuk dilakukan backup dan apa yang tidak.
Malware dan Ransomware
Seperti halnya sistem tradisional, cloud juga rentan terhadap serangan malware dan ransomware. Jika sebuah perangkat atau akun pengguna terinfeksi virus, malware tersebut dapat menyebar ke data atau aplikasi yang tersimpan di cloud. Ini bisa mengakibatkan kerusakan data atau bahkan penguncian data oleh ransomware, yang hanya dapat dibuka dengan membayar tebusan.
Berikut ini cara yang dapat Anda lakukan untuk memproteksi sistem Anda menghadapi malware:
- Pastikan perangkat keras maupun perangkat lunak Anda terus diperbarui. Instal pembaruan segera pada setiap rilis pembaruan untuk sistem operasi Anda. Pembaruan ini sangat penting sebab pada setiap pembaruan tentunya mengandung perbaikan-perbaikan bugs, perbaikan restriksi keamanan, maupun perbaikan fitur secara umum yang dapat meningkatkan keamanan sistem Anda.
- Batasi proses berbagi file tanpa enkripsi. Jika Anda menggunakan situs web dan aplikasi khusus untuk bertukar file, waspadalah terhadap malware yang bisa menyamar sebagai film, game, hingga aplikasi bajakan.
- Gunakan perangkat lunak antivirus untuk mendeteksi malware pada sistem Anda lebih awal serta mencegah penyebarannya sejak dini secara real-time.
Kesalahan Konfigurasi Cloud
Baca Juga : Mengapa Windows update seringkali menumbulkan masalah?
Kesalahan konfigurasi cloud adalah saat perusahaan tidak melakukan deployment sistem cloud dengan benar, sehingga rentan terhadap peretasan. Umumnya hal ini terjadi karena pengaturan keamanan cloud default, manajemen akses yang tidak cocok, dan akses data yang cacat. Cara untuk mencegah kesalahan ini terjadi yaitu dengan selalu memeriksa kembali konfigurasi keamanan cloud Anda sebelum melakukan deployment server cloud tertentu, disesuaikan dengan kebutuhan proses bisnis Anda.
Editor : Sagata von Grunen