Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, para ilmuwan telah mengembangkan opsi lain dalam penyimpanan data. Sampai saat ini hard disk drive (HDD) masih digunakan untuk menyimpan data komputer.

Para ilmuwan di Pusat Biologi Sintetis dari Universitas Northwestern, Illinois, telah mengungkapkan demonstrasi tentang pengkodean penyimpanan DNA yang berhasil memenuhi tiga bit informasi dalam satu jam, dilansir dari Technology Networks.

DNA memiliki tingkat kepadatan yang luar biasa hingga dapat digunakan untuk menyimpan data yang setara dengan ukuran 10 film digital dalam volume sangat kecil seperti sebutir garam.

Baru-baru ini, para ilmuwan di Universitas Columbia mengembangkan gagasan tersebut ke arah yang lebih jauh lagi, yaitu menulis data ke dalam DNA bakteri hidup seperti yang dilansir dari Science.

Menurut para ahli, data yang disimpan mampu bertahan selama ribuan tahun. Sekelompok ilmuwan di Atlanta, Amerika Serikat, mengembangkan sebuah cip yang mereka katakan mampu meningkatkan bentuk penyimpanan DNA yang sudah ada.

EMicrochip dapat menumbuhkan beberapa untai DNA yang disintesis.

Teknologi ini bekerja dengan menumbuhkan untaian unik penyusun DNA. Blok penyusun ini dikenal sebagai basa, empat unit kimia berbeda yang membentuk molekul DNA. Empat unit kimia ini adalah adenin, sitosin, guanin, dan timin.

Kemudian basa dapat digunakan untuk mengodekan informasi menggunakan kode biner yang akan menyimpan data dalam komputasi tradisional. Ada beragam cara untuk menyisipkan data ke dalam DNA, contohnya, nol dalam kode biner dapat diwakili oleh basa adenin atau sitosin dan satu dapat diwakili oleh guanin atau timin.

Para ilmuwan mengatakan molekul DNA dengan ukuran lebih kecil dari gula batu mampu menyimpan semua film yang pernah dibuat. Mengingat andalnya teknologi ini, tidak mengherankan apabila sekarang ada banyak minat pada DNA sebagai media pengarsipan data di masa depan.

Lebih lanjut, struktur pada cip yang digunakan untuk menumbuhkan DNA disebut sumur mikro dan kedalamannya beberapa ratus nanometer atau lebih tipis dari selembar kertas. Berukuran sekitar 2,5 sentimeter persegi dan mencakup beberapa sumur mikro. Prototipe microchip dapat menumbuhkan beberapa untai DNA yang disintesis secara bersamaan. Hal ini akan memungkinkan DNA dalam jumlah yang lebih besar untuk ditumbuhkan dalam waktu yang lebih singkat.

Nicholas Guise dari Georgia Tech Research Institute.

Namun karena ini adalah prototipe, belum semua sumur mikro terhubung. Ini berarti jumlah total data DNA yang dapat ditumbuhkan dengan cip khusus kurang dari apa yang dapat diproduksi oleh perusahaan sintesis pada cip komersial.

Kendati demikian, Dr Guise menjelaskan ketika semuanya berjalan, hal tersebut akan berubah. Hingga saat ini rekor untuk penyimpanan data digital DNA adalah sekitar 200 megabyte, dengan sintesis tunggal berlangsung sekitar 24 jam. Namun teknologi baru dapat menghasilkan 100 kali lebih banyak data DNA dalam jumlah waktu yang sama.

Mahalnya biaya penyimpanan data pada DNA sejauh ini membatasi teknologi untuk mendapatkan pelanggan. Tim di GTRI yakin pekerjaan mereka dapat membantu membentuk kembali kurva biaya. Kini mereka telah bermitra dengan dua perusahaan biotek asal California Twist Bioscience dan Roswell Biotechnologies untuk membuat demonstrasi teknologi komersial.

“(Teknologi ini) hanya menghabiskan banyak uang untuk menulis DNA sekali di awal dan kemudian membaca DNA di akhir. Jika kita bisa menyesuaikan harga dengan kompetitif, dibandingkan dengan harga menulis data secara magnetis, biaya menyimpan dan memelihara informasi di DNA selama bertahun-tahun harusnya lebih rendah,” pungkas Nicholas Guise.

Editor : Ngaini Afifah

Kategori: Hardware

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PHP Code Snippets Powered By : XYZScripts.com
WhatsApp Tanya & Beli Program?