Menurut The Verge, edge computing adalah sistem komputasi yang dilakukan pada atau di dekat sumber data.
Jadi, kamu tidak perlu mengandalkan cloud untuk melakukan semua pekerjaan sekaligus. Alasannya, sumber data sudah berada lebih dekat dengan pusat data.
Data yang dihasilkan oleh perangkat internet of things (IoT) akan diproses lebih dekat ke tepi jaringan. Proses analisis data pun akan berlangsung lebih cepat.
Pasalnya, kehadiran edge computing didasari oleh semakin banyaknya perangkat IoT. Perangkat tersebut menuntut adanya proses pengolahan data yang lebih cepat.
Oleh karena itu, edge computing dirancang untuk mempercepat dukungan terhadap aplikasi secara real time, seperti pemrosesan video, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), robotik, dan sebagainya. Hal ini ditulis oleh Network World.
Saat ini, penggunaan edge computing terbilang ideal di berbagai situasi. Salah satunya yakni ketika koneksi internet pada perangkat IoT-mu buruk.
Selain itu, keunggulan lainnya dari edge computing adalah dapat mengurangi latensi dan penggunaan bandwith yang tidak diperlukan.
© Pexels.com
Dengan edge computing, sebagian besar proses komputasi akan dipindahkan ke tepi. Penggunaan bandwith dan sumber daya server pun akan menjadi lebih sedikit dibandingkan sebelumnya.
Tak hanya itu, kelebihan edge computing lainnya adalah mengurangi latensi.
Sebagai contoh, kamu ingin mengirim pesan kepada seseorang di gedung yang sama denganmu.
Biasanya, pesan tersebut akan diarahkan ke luar gedung, disampaikan kepada server di suatu tempat, dan dibawa kembali ke gedungmu hingga diterima orang tersebut.
Kekurangan
Salah satu kelemahan edge computing adalah dapat meningkatkan kemungkinan serangan terhadap perangkat internet of things (IoT).
Sejatinya, kamu memerlukan lebih banyak perangkat IoT dalam proses edge computing, seperti server edge dan perangkat dengan sistem komputer yang kuat.
Oleh karena itu, ada peluang-peluang baru bagi pelaku kejahatan untuk menyusupi perangkat tersebut, seperti ditulis Cloudflare.
Selain itu, seperti yang telah Glints sebutkan, kamu juga membutuhkan lebih banyak hardware lokal.
Sebagai contoh, kamera CCTV memerlukan komputer dengan daya pemrosesan yang lebih besar. Dengan begitu, sistem dapat menjalankan algoritma pendeteksi gerakan sendiri.
EDITOR ALI LUGAS N.
0 Komentar