Src image :google.com
Di dunia digital saat ini, pemahaman tentang virus komputer sangat penting. Artikel ini akan mengungkap mitos-mitos umum dan fakta-fakta penting mengenai virus komputer. Dengan meluruskan informasi yang salah dan memberikan wawasan yang akurat.
Dari berbagai aspek teknologi, malware sering salah dipahami. Banyak orang masih mempercayai mitos atau informasi salah tentang malware.
Beberapa informasi salah itu bahkan membuat malware menjadi makin buruk, karena tidak sedikit yang malah membuat orang-orang menganggap enteng malware. Berikut beberapa mitos terkait malware yang salah dan fakta sebenarnya.
1. Virus bukan malware
Virus merupakan kode berbahaya yang dirancang untuk menyebar dari satu sistem ke sistem lain dengan cara menggandakan diri. Terkadang, virus bisa membuat perangkat lemot dan merusak data di dalamnya.
Banyak yang menganggap jika malware tidak sama atau tidak lebih berbahaya dengan virus padahal faktanya, keduanya secara garis besar sama.Keduanya bertujuan merusak perangkat, sehingga baik malware maupun virus harus dianggap serius.
Salah satu cara yang umum digunakan adalah via iklan yang mungkin tidak akan berdampak apa-apa ketika diklik. Padahal, bisa jadi jika iklan yang terlihat aman tersebut merupakan malvertising – teknik serangan cyber di mana hacker menempatkan kode berbahaya pada iklan yang tampak tidak mencurigakan.
3. Perangkat berbasis MacOS tidak bisa terinfeksi malware
Perangkat berbasis Windows menjadi target utama dari pembuat malware karena jumlah penggunanya yang sangat banyak. Kendati demikian, perangkat berbasis MacOS yang memang tidak sebanyak Windows, tidak serta merta aman atau tidak bisa terinfeksi malware.
MacOS masih punya market cukup besar yang tidak akan diabaikan oleh hacker begitu saja. MacOS sendiri punya fitur anti-malware bawaan yang terbilang efektif seperti Gatekeeper, XProtect dan Malware Removal Tool (MRT). Meskipun begitu, ada baiknya untuk lebih waspada, salah satunya dengan cara memasang antivirus tambahan.
4. Smartphone aman dari malware
Setiap aplikasi yang masuk ke dalam toko aplikasi untuk perangkat mobile seperti Google Play Store atau App Store, semuanya dicek terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada virus atau malware berbahaya. Karenanya, banyak beranggapan jika smartphone dari yang namanya malware.
Padahal cara malware masuk ke dalam smartphone tidak hanya lewat aplikasi saja, melainkan juga bisa lewat cara lain seperti ketika pengguna mengunjungi situs-situs tertentu. Untuk mencegah masuknya malware ke dalam smartphone, pastikan untuk selalu mengunduh aplikasi dari toko resminya dan gunakan antivirus jika memang diperlukan.
5. Malware tidak berbahaya sela ma tidak ada sesuatu yang penting di perangkat pengguna
Masih banyak menilai jika malware tidak berbahaya selama tidak ada sesuatu yang penting yang tersimpan di perangkat pengguna. Anggapan itu tentu salah besar karena kalaupun memang tidak ada file penting, malware masih bisa menyebar dan menginfeksi perangkat lainnya. Selain itu, malware berjenis spyware ini juga bisa diam-diam masuk ke dalam sistem untuk memantau aktivitas pengguna.
Spyware bisa “mempelajari” informasi penting yang pengguna bagikan secara online, seperti password. Setelahnya, informasi itu akan dijual ke pihak ketiga, untuk kemudian digunakan membobol email dan mencuri informasi penting lain di dalamnya.
6. Firewall sudah lebih dari cukup untuk menangkal malware
Sederhananya, firewall punya misi untuk memproteksi PC atau jaringan pengguna dari ancaman luar, salah satunya bisa memblokir malware untuk masuk ke dalam perangkat pengguna. Meski terdengar aman dan sudah lebih dari cukup untuk malware, namun nyatanya masih dibutuhkan proteksi tambahan untuk memaksimalkan keamanan yang dimiliki oleh sebuah perangkat.
Salah satu proteksi tambahan itu tentu adalah antivirus di mana selain mencegah malware agar tidak masuk, antivirus juga dapat menghapus malware atau virus apapun yang tidak pengguna sadari berhasil melewati firewall.
7. Memasang antivirus = bebas dari malware
Tidak ada satu antivirus yang mampu memproteksi perangkat pengguna dari berbagai macam malware. Meskipun begitu, bukan berarti memasang antivirus merupakan sesuatu yang sia-sia. Memasang antivirus di sebuah perangkat masih sangat penting, terutama sebagai proteksi tambahan bagi pencegah malware bawaan seperti malware.
Namun, jangan terlalu bergantung terhadap antivirus untuk menghentikan yang namanya malware. Terapkan hal-hal lain seperti tidak membuka link yang mencurigakan, selalu memperbarui software secara berkala dan menghindari Wi-Fi publik sebagai langkah pencegahan ekstra.
Demikian tadi ulasan mengenai beberapa mitos terkait malware yang salah dan fakta aslinya. Semoga informasi di atas dapat membantu kamu mengenal lebih jauh apa itu malware dan menerapkan langkah preventif untuk mencegahnya masuk ke dalam perangkat kamu.
Dengan memahami dan mengatasi mitos ini, Anda dapat lebih siap untuk melindungi perangkat Anda dari ancaman digital dan memastikan keamanandata pribadi Anda.
Editor: Ananda Nur Aeni