Edge computing adalah sistem komputasi yang banyak berkenaan dengan internet of things (IoT). Namun, istilah ini mungkin terdengar asing di telingamu.

Singkatnya, sistem ini memungkinkan pemrosesan data dilakukan di tepi, sesuai namanya. Jadi, proses data sebagian besar dilakukan secara lokal.

Hal ini dapat mengurangi rute pengolahan data dari lokal ke sistem cloud.

Pengertian Edge Computing

Dalam beberapa tahun terakhir, kamu pasti sudah familier dengan sistem penyimpanan cloud, seperti Google Drive, Apple iCloud, dan Amazon EC2.Berbagai pilihan cloud service tersebut mengandalkan internet sebagai pusat server. Kamu bisa memproses dan menyimpan data di sistem cloud tersebut.Namun, bagaimana jika kamu perlu memproses data tetapi tidak ada jaringan internet yang memadai?Nah, edge computing hadir untuk menjawab permasalahan tersebut.Menurut The Verge, edge computing adalah sistem komputasi yang dilakukan pada atau di dekat sumber data. Jadi, kamu tidak perlu mengandalkan cloud untuk melakukan semua pekerjaan sekaligus. Alasannya, sumber data sudah berada lebih dekat dengan pusat data.Data yang dihasilkan oleh perangkat internet of things (IoT) akan diproses lebih dekat ke tepi jaringan. Proses analisis data pun akan berlangsung lebih cepat.Pasalnya, kehadiran edge computing didasari oleh semakin banyaknya perangkat IoT. Perangkat tersebut menuntut adanya proses pengolahan data yang lebih cepat.Oleh karena itu, edge computing dirancang untuk mempercepat dukungan terhadap aplikasi secara real time, seperti pemrosesan video, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), robotik, dan sebagainya. Hal ini ditulis oleh Network World.Saat ini, penggunaan edge computing terbilang ideal di berbagai situasi. Salah satunya yakni ketika koneksi internet pada perangkat IoT-mu buruk.Selain itu, keunggulan lainnya dari edge computing adalah dapat mengurangi latensi dan penggunaan bandwith yang tidak diperlukan.

Kelebihan

Perkembangan perangkat internet of things (IoT) sangatlah cepat.

Menurut Statista, akan ada 75,44 miliar perangkat IoT pada 2025. Jumlah ini naik lima kali lipat dalam 10 tahun.

Oleh karena itu, diperlukan sistem teknologi yang mampu mendukung perangkat-perangkat tersebut secara lebih efektif.

Nah, banyak pakar menyebut bahwaedge computing adalah sistem yang tepat untuk menopang kinerja IoT.

Dengan edge computing, sebagian besar proses komputasi akan dipindahkan ke tepi. Penggunaan bandwith dan sumber daya server pun akan menjadi lebih sedikit dibandingkan sebelumnya.

Tak hanya itu, kelebihan edge computing lainnya adalah mengurangi latensi.

Sebagai contoh, kamu ingin mengirim pesan kepada seseorang di gedung yang sama denganmu.

Biasanya, pesan tersebut akan diarahkan ke luar gedung, disampaikan kepada server di suatu tempat, dan dibawa kembali ke gedungmu hingga diterima orang tersebut.

Prosesnya cukup panjang. Penerimaan pesan pun sempat mengalami penundaan.

Namun, dengan edge computing, pesan tersebut bisa diterima lebih cepat oleh orang lain.

Kekurangan

Meskipun terkesan canggih dan sederhana, nyatanya edge computingtetap memiliki beberapa kekurangan.

Salah satu kelemahan edge computingadalah dapat meningkatkan kemungkinan serangan terhadap perangkat internet of things (IoT).

Sejatinya, kamu memerlukan lebih banyak perangkat IoT dalam prosesedge computing, seperti server edge dan perangkat dengan sistem komputer yang kuat.

Oleh karena itu, ada peluang-peluang baru bagi pelaku kejahatan untuk menyusupi perangkat tersebut, seperti ditulis Cloudflare.

Selain itu, seperti yang telah Glints sebutkan, kamu juga membutuhkan lebih banyak hardware lokal.

Sebagai contoh, kamera CCTV memerlukan komputer dengan daya pemrosesan yang lebih besar. Dengan begitu, sistem dapat menjalankan algoritma pendeteksi gerakan sendiri.

Editor : Selvy


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PHP Code Snippets Powered By : XYZScripts.com
WhatsApp Tanya & Beli Program?