Apa Itu Behavioral Analytics?

Melansir dari laman Mixpanel, behavioral analytics adalah alat yang digunakan untuk memberi informasi pada analis bisnis mengenai kegiatan yang dilakukan pengguna produk digital. Ilmu yang merupakan cabang dari data analytics ini mempelajari perilaku konsumen guna mengetahui hal-hal yang bisa dioptimasi dalam rangka mencapai tujuan bisnis. Proses pengambilan data perilaku konsumen ini diambil dari aktivitas pengguna di media sosial atau aplikasi. Karena itu, proses ini sangatlah bergantung pada data. Data mentah yang sudah diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis sebagai dasar untuk membuat langkah tertentu.

Contoh Penggunaan Behavioral Analytics

1.       E-commerce dan retail

Dalam e-commerce dan retail, behavioral analytics adalah proses analisis yang bermanfaat untuk memastikan produk yang ditawarkan sudah sesuai dengan selera maupun tren konsumen.

2.       Game online

Behavioral analytics dalam industri game digunakan untuk mengetahui tren penggunaan dan preferensi mendatang. Tak jarang perusahaan game menggunakan behavioral analytics untuk upselling dalam game yang spesifik pada para penggunanya.

3.       Pengembangan aplikasi

Behavioral analytics adalah cara bisnis mengetahui bagaimana perilaku orang-orang ketika menggunakan sebuah aplikasi. Dengan memahami hal tersebut, developer atau pengembang bisa memperkirakan tren di waktu mendatang agar bisa melakukan pengembangan produk tepat waktu. Dengan begitu, bisnis bisa memimpin persaingan pasar dengan kompetitor.

4.       Keamanan

Behavioral analytics adalah cara yang juga bisa dilakukan untuk mendeteksi adanya peretasan data atau informasi akibat pihak tidak bertanggung jawab. Biasanya, hal ini digunakan oleh agensi pemerintahan. Namun, banyak perusahaan swasta yang juga memanfaatkan behavioral analytics untuk tujuan ini.

Langkah-langkah Behavioral Analytics

1.       Tentukan tujuan analisis

Langkah pertama melakukan behavioral analytics adalah menentukan tujuannya. Ketahui apa yang ingin timmu capai dengan proses analisis tersebut. Agar pemantauannya lebih mudah, perlu disusun key performance metrics (KPI).

2.       Petakan jalur kritis sesuai dengan tujuan

Jalur kritis atau critical paths adalah tahapan aksi yang dilakukan oleh pengguna sesuai dengan tujuan produk.

Misalnya, jika produk yang dianalisis adalah produk e-commerce, jalur kritisnya adalah memasukkan kata kunci pencarian, kemudian mencari produk, menambahkan produk ke dalam keranjang, lalu masuk ke proses checkout, dan terakhir konfirmasi pembayaran. Nah, tahap-tahap ini harus diperhatikan secara rinci dan dikumpulkan datanya.

3.       Buat rencana pelacakan

Berdasarkan langkah-langkah yang diambil pengguna untuk mencapai sebuah tujuan, tim analis bisa menentukan mana yang paling penting untuk dilacak untuk mendapat data yang sesuai dengan tujuan.

Kemampuan mengidentifikasi mana data yang paling sesuai adalah penting agar proses behavioral analytics bisa berlangsung secara efektif dan efisien. Rencana pelacakan biasa dibuat di spreadsheet Excel. Hal ini merupakan pedoman semua kegiatan yang dilakukan pengguna.

Selain itu, rencana pelacakan ini juga adalah peta untuk implementasi tool analitik yang tepat. Semua orang yang terlibat dalam behavioral analytics harus memahami rencana ini untuk bisa mengolah data yang benar dan mendapatkan hasil yang sesuai keinginan.

4.       Tetapkan cara identifikasi pengguna

Platform untuk melakukan behavioral analytics biasanya butuh satu cara identifikasi pengguna, seperti username atau email. Hal ini berguna untuk mempermudah analisis data dari berbagai perangkat dan sesi. Oleh karena itu, pastikan cara identifikasi pengguna ini tidak bisa diubah sehingga analisis bisa dilakukan tanpa kendala.

5.       Implementasi behavioral analytics dan mulai pelacakan

Setelah menyempurnakan rencana pelacakan, proses selanjutnya adalah melaksanakan behavioral analytics dengan data-data yang sesuai. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan software behavioral data analytics dan memanfaatkan SDK atau API untuk mengintegrasikannya dengan produk yang dianalisis.

Jika perlu menganalisis tahapan atau langkah aksi yang dilakukan pengguna lainnya, hal ini tentu bisa ditambahkan setelah analisis dimulai. Setelah data diperoleh, tim bisa menyimpulkan dan mulai menyusun rencana kegiatan yang perlu dilakukan agar tujuan bisnis bisa tercapai berdasarkan hasil behavioral analytics.

Tips Memilih Produk Behavioral Analytics

Karena pasar yang terus berkembang, produk-produk penyedia layanan analisis perilaku pun semakin beragam. Beberapa produk bahkan menawarkan paket gratis yang membantu Anda memahami cara kerja dan performa alat tersebut dalam batas waktu tertentu, yang bisa dijadikan sebagai alat perbandingan dengan produk lain. Terlepas dari itu, penting untuk memilih alat analasis perilaku yang memiliki kelebihan, seperti:

  1. Memberi hasil optimal terkait data perilaku yang berbeda-beda
  2. Fokus pada perilaku utama yang menghasilkan total nilai pelanggan yang lebih tinggi
  3. Menggunakan segmen pelanggan yang spesifik dan bertarget
  4. Proaktif dalam menyeleksi dan menargetkan pengguna yang beresiko
  5. Memiliki fitur seperti dashboard ringkas yang bisa dibagikan kepada tim dan eksekutif

Editor : Kharisma

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
WhatsApp Tanya & Beli Program?